Dzikir kalbu disebut juga dzikir tersembunyi, dzikr khafi, yaitu zikir yang tersembunyi di dalam hati, tanpa suara dan kata-kata.
Zikir ini hanya memenuhi kalbu dengan kesadaran yang sangat dekat dengan Allah, seirama dengan detak jantung serta mengikuti keluar masuknya napas. Keluar masuknya napas yang dibarengi dengan kesadaran akan kehadiran Allah merupakan pertanda bahwa kalbu itu hidup dan berkomunikasi langsung dengan Allah. Sebaliknya, orang yang lupa mengingat Allah menunjukkan kalbunya mati, karena tidak ada komunikasi dengan Yang Mahahidup. Dalam literatur sufisme di Barat, zikir kalbu sering dilukiskan sebagai living presence—hidup dengan merasakan kehadiran Tuhan. Di dalam Alquran, Yang Mahahidup itu digambarkan sebagai Cahaya langit dan bumi. Maka, ketika tidak ada hubungan dengan sumber cahaya itu, kalbu pun tidak mendapat pancaran ca¬haya, sehingga gelap dan mati.
Alquran menggunakan istilah qalb (hati)
sebanyak 132 kali. Makna dasar kata ini adalah membalik kembali, pergi
maju-mundur, berubah, bolak-balik, naik-turun, mengalami perubahan.
Rasulullah saw. mengatakan bahwa qalb— karena sifat
berubah-ubahnya—bagaikan selembar bulu di gurun pasir; angin
membolak-baliknya dari atas ke bawah. Salah satu istri Nabi meriwayatkan
bahwa dia sering berdoa, ” Wahai Dia Yang membuat hati berubah-ubah,
tetapkan hatiku pada agama-Mu!” Pendek-nya, qalb bukan sesuatu yang
konstan, melainkan bisa mengalami pasang-surut dan berubah-ubah dari
satu ke-adaan ke keadaan yang lain.
Imam Jafar al-Shadiq menye-butkan perubahan hati itu ada empat.
Pertama, hati yang tinggi. Tingginya hati ini ketika zikir kepada Allah Swt. Kalau orang senantiasa berzikir kepada Allah, hatinya akan naik ke tempat yang tingi.
Kedua, hati yang terbuka. Hati ini diperoleh apabila kita rida kepada Allah Swt.
Ketiga, hati yang rendah, yang terjadi ketika kita disibukkan oleh hal-hal yang selain Allah,
Keempat, adalah hati yang mati atau hati yang berhenti. Hati ini terjadi ketika seseorang melupakan Allah SWT sama sekali
Oleh karena itu, untuk menjaga agar hati kita selalu hidup, maka ingatlah kepada Allah SWT. Dzkir kalbu mempunyai dampak yang jelas dalam meneguhkan hati (qolbuO agar memiliki keyakinan, kekuatan dan kemantapan iman kepada Allah serta melahirkan perbuatan yang baik amal sshaleh dalam hubugnan vertikal kepada Allah maupun hubungan horizontal dengan sesama manusia
Mereka itu adalah orang-orang yang beriman, yang hati-nya menjadi tenteram dengan mengingat (dzikr) Tuhan. Ingatlah, hanya dengan mengingat Tuhan sajalah maka hati menjadi tenteram (Q.S. al-Ra’d [13]: 28).
Pertama, hati yang tinggi. Tingginya hati ini ketika zikir kepada Allah Swt. Kalau orang senantiasa berzikir kepada Allah, hatinya akan naik ke tempat yang tingi.
Kedua, hati yang terbuka. Hati ini diperoleh apabila kita rida kepada Allah Swt.
Ketiga, hati yang rendah, yang terjadi ketika kita disibukkan oleh hal-hal yang selain Allah,
Keempat, adalah hati yang mati atau hati yang berhenti. Hati ini terjadi ketika seseorang melupakan Allah SWT sama sekali
Oleh karena itu, untuk menjaga agar hati kita selalu hidup, maka ingatlah kepada Allah SWT. Dzkir kalbu mempunyai dampak yang jelas dalam meneguhkan hati (qolbuO agar memiliki keyakinan, kekuatan dan kemantapan iman kepada Allah serta melahirkan perbuatan yang baik amal sshaleh dalam hubugnan vertikal kepada Allah maupun hubungan horizontal dengan sesama manusia
Mereka itu adalah orang-orang yang beriman, yang hati-nya menjadi tenteram dengan mengingat (dzikr) Tuhan. Ingatlah, hanya dengan mengingat Tuhan sajalah maka hati menjadi tenteram (Q.S. al-Ra’d [13]: 28).
Allah meneguhkan keimanan orang-orang
beriman dengan ucapan yang teguh (al-qawl al-tsabit) dalam kehidupan
dunia dan akbirat, dan Allah menyesatkan orang yang berbuat aniaya. Dan
Allah melakukan apa saja yang Dia kehendaki (Q.S. Ibrahim [14]: 27).
Makna “ucapan yang teguh” (al-qawl
al-tsdbit) adalah kalimah thayyibah atau zikir yang menghunjam di dalam
kalbu. la seperti sebuah pohon, akar tunjangnya menghunjam ke bumi
sedangkan dahan, ranting, dan dedaunannya menjulang ke langit,
sebagaimana digambarkan pada Q.b. Ibrahim [14]: 24.
Iman tumbuh di dalam hati,sementara
petiunjuk mengalihkan hati menuju arah yang benar. Dengan cara yang
sama, hati adalah pusat keraguan (Q.S At-Taubah (9);45), penyangkalan
(Q.S An-Nahlu (16);22), kekafiran dan penyelewengan dari jalan yang
lurus. Disinilah setan mengarahkan perhatiannya, berusaha menanamkan
kesesatan.
Dzikir kalbu berfungsi sebagai benteng pertahanan dari dalam untuk membendung bisikan setan yang bersumpah akan menggoda manusia dari berbagai penjuru.
Dzikir kalbu berfungsi sebagai benteng pertahanan dari dalam untuk membendung bisikan setan yang bersumpah akan menggoda manusia dari berbagai penjuru.
Iblis berkata, “Ya Allah, karena Engkau
telah menghukumku sesat, aku benar-benar akan menghalanghalangi mereka
(manusia) dari jalan yang lurus. Kemudian akan mendatangi mereka dari
depan, belakang, sebelah kanan dan kiri mereka. Dan Engkau tidak akan
mendapati mayoritas mereka bersyukur” (Q.S. al-A’raf [7]: 16-17).
Nabi berkata, “Sesungguhnya setan
mengalir dalam diri manusia seperti mengalirnya darah, maka aku khawatir
bahwa dia akan memasukkan kejahatan dalam hatimu” (Bukhari, bab
al-Kbalq, 11).
Alquran juga menegaskan bahwa zikir bermanfaat bagi kehidupan orang yang beriman, dan bahwa zikir menen-teramkan hati dan pikiran (Q.S. al-Ra’d: 28).
Alquran juga menegaskan bahwa zikir bermanfaat bagi kehidupan orang yang beriman, dan bahwa zikir menen-teramkan hati dan pikiran (Q.S. al-Ra’d: 28).
Hakim al-Tirmidzi, seorang sufi dari
Termez, Uzbekistan, sebagai-mana dikutip oleh Abu Nu’aim al-Ashfahani
dalam kitab Hilyab al-Auliya\ menggambarkan hubungan zikir dengan
ketenteraman hati sebagai berikut:
Dengan mengingat Allah [yang diresapkan ke dalam kalbu], hati seseorang akan menjadi lembut. Sebaliknya, hati yang lupa kepada Allah dan dipenuhi oleh rekaman tentang [berbagai dorongan nafsu] dan kelezatan hidup semata, akan menjadi keras dan kering. Kalbu seseorang tidak berbeda dengan sebatang pohon. Pohon akan segar, rimbun dan penuh dengan dedaunan yang menyejukkan apabila ia menyerap air yang cukup. Apabila sebatang pohon tumbuh di tempat yang tidak berair, maka dahan dan ranting pohon itu akan kering kerontang dan dedaun-annya pun akan berguguran. Demikian pula hati kita. Zikir merupakan mata air kehidupan. Hati yang kosong dari zikir kepada Allah berarti kekurangan mata air ke¬hidupan. Hati akan kering, gersang, keras, dan penuh dengan bara hawa nafsu dan syahwat, dan akhirnya men¬jadi enggan berbakti kepada Allah. Jika terus dibiarkan, hati akan pecah berkeping-keping; yang hanya pantas menjadi bara api neraka. Sebenamya, kelembutan hati dan ketenteramannya merupakan rahmat Allah. Allah-lah yang memantulkan cahaya kedalam hati seseorang karena dzikir kepada Allah dengan kasih sayangnya.
Dengan mengingat Allah [yang diresapkan ke dalam kalbu], hati seseorang akan menjadi lembut. Sebaliknya, hati yang lupa kepada Allah dan dipenuhi oleh rekaman tentang [berbagai dorongan nafsu] dan kelezatan hidup semata, akan menjadi keras dan kering. Kalbu seseorang tidak berbeda dengan sebatang pohon. Pohon akan segar, rimbun dan penuh dengan dedaunan yang menyejukkan apabila ia menyerap air yang cukup. Apabila sebatang pohon tumbuh di tempat yang tidak berair, maka dahan dan ranting pohon itu akan kering kerontang dan dedaun-annya pun akan berguguran. Demikian pula hati kita. Zikir merupakan mata air kehidupan. Hati yang kosong dari zikir kepada Allah berarti kekurangan mata air ke¬hidupan. Hati akan kering, gersang, keras, dan penuh dengan bara hawa nafsu dan syahwat, dan akhirnya men¬jadi enggan berbakti kepada Allah. Jika terus dibiarkan, hati akan pecah berkeping-keping; yang hanya pantas menjadi bara api neraka. Sebenamya, kelembutan hati dan ketenteramannya merupakan rahmat Allah. Allah-lah yang memantulkan cahaya kedalam hati seseorang karena dzikir kepada Allah dengan kasih sayangnya.
Uraian Hakim At Tirmidzi ini merupakan penjabaran dari firman Allah SWT :
Apakah orang-orang yang dilapangkan dadanya oleh Allah untuk menerima al-Islam, kemudian mendapat pancaran cahaya dari Tuhannya sama dengan orang-orang yang hatinya membatu? Maka malapetaka besar bagi mereka yang hatinya membatu [karena engganj berzikir kepada Allah, Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. (Q.S.ai-Zumar [29]: 22).
Apakah orang-orang yang dilapangkan dadanya oleh Allah untuk menerima al-Islam, kemudian mendapat pancaran cahaya dari Tuhannya sama dengan orang-orang yang hatinya membatu? Maka malapetaka besar bagi mereka yang hatinya membatu [karena engganj berzikir kepada Allah, Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. (Q.S.ai-Zumar [29]: 22).
Barangsiapa yang [hatinya] berpaling dan
zikir kepada Allah Yang Maha Pengasih, Kami sertakan setan kepada-nya,
sehingga setan itu menjadi teman dekatnya. (Q.S. al- Zukhruf [431: 36). |
Dzikir kalbu (khafi), menurut kaum sufi,
mem-punyai efek-efeknya sendiri yang mencerahkan: ia menyulut api
kerinduan kepada Allah, membina kecintaan kepada Allah dalam hati,
melahirkan perenungan, melahirkan ekstase dalam diam, menimbulkan
ketidaksukaan untuk terjerembab dan tenggelam dalam urusan-urusan
duniawi, serta memungkinkan dzakir (pezikir) lebih mengutamakan Allah
Swt. ketimbang segala sesuatu selain-Nya.
#SEMOGA BERMANFAAT
#sumber # http://cahayadzikir.wordpress.com/2012/12/14/dzikir-qolbu/